Rabu, 31 Oktober 2012

Asessmen Anak Berkebutuhan Khusus




ASESMEN

A.    PENGANTAR

Merancang sebuah pembelajaran yang efektif bagi anak berkebutuhan khusus merupakan sebuah tuntutan yang harus dilakukan oleh seorang guru.
Dalam merancang pembelajaran tersebut tentunya tidak hanya dapat dilakukan secara langsung tanpa persiapan dan informasi yang jelas tentang kondisi dan kesiapan peserta didik. Oleh sebab itu kita akan membutuhkan sejumlah informasi yang lengkap dari semua anak, khususnya anak yang mengalami gangguan fisik, mental, sosial, emosi dan perilaku tersebut dengan melakukan asesmen. Sehingga diharapkan informasi ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam memberikan layanan yang berorientasi pada kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Pada kenyataannya sebagian kelainan atau gangguan yang dimiliki oleh seorang anak sangat sulit terlihat secara jelas.
Mungkin seorang anak sepertinya tidak memiliki masalah dan persoalan yang jelas karena jika dilihat dari segi fisik atau penampilannya, anak tersebut biasa-biasa saja seperti anak-anak pada umumnya, oleh sebab itu guru dan sekolah mungkin tidak melakukan penyesuaian pembelajaran bagi anak tersebut. Namun ternyata pada hal-hal tertentu anak-anak tersebut memiliki kesulitan yang spesifik, misalnya kesulitan membaca, menulis, dan berhitung yang sedemikian rupa, tidak seperti anak-anak pada umumnya. Oleh karena itulah maka setiap guru harus mengetahui latar belakang dan kebutuhan masing-masing peserta didik agar dapat memberikan pelayanan dan bantuannya dengan tepat
Setiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda baik karena faktor yang bersifat permanen seperti hambatan penglihatan, hambatan pendengaran, hambatan fisik, ataupun yang tidak permanen seperti masalah sosial, bencana alam, dll.
Penting bagi guru memiliki kemampuan mengidentifikasi peserta didik atau calon peserta didik untuk mengetahui kondisi semua peserta didik dan lebih fokus lagi mengetahui ada tidaknya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang perlu mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya. Untuk mencermati lebih jauh tentang latar belakang, potensi, dan kondisi khusus pada siswa, sekolah/guru perlu mengadakan asesmen. 


B.    PENGERTIAN ASESMEN

Asesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang seorang anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan anak tersebut (Lerner).  Asesmen adalah proses pengumpulan informasi tentang perkembangan peserta didik  dengan mempergunakan alat dan teknik yang sesuai untuk membuat keputusan pendidikan berkenaan dengan penempatan dan program pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK). Melalui asesmen dapat diketahui kemampuan apa yang sudah dimiliki, apa yang belum, dan apa yang menjadi kebutuhan peserta didik. Asesmen yang dipergunakan dalam konteks pendidikan khusus mempunyai makna yang khusus. Pada dasarnya asesmen dalam pendidikan khusus bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa sebagai baseline sebelum pembelajaran dimulai.  Berdasarkan hasil asesmen, dapat dirancang program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang dituangkan dalam program pembelajaran individual (PPI).  Asesmen dapat digolongkan menjadi dua yaitu: asesmen yang bersifat formal dan informal. Asesmen yang bersifat formal menggunakan instrumen yang telah dibakukan misalnya untuk mengetahui ketajaman penglihatan menggunakan Snellen Chart, untuk mengetahui ketajaman pendengaran menggunakan audiometer, dan untuk mengetahui kecerdasan menggunakan tes inteligensi. Asesmen yang bersifat informal dilakukan untuk melihat fungsi dari potensi yang masih ada dan hambatan belajar yang diakibatkan oleh kelainan yang dimilikinya dengan  menggunakan instrumen yang dibuat oleh guru. Misalnya pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman analisis contoh pekerjaan siswa.


C.   TUJUAN ASESMEN

Tujuan utama asesmen adalah untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan program pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Asesmen dilakukan untuk lima keperluan, yaitu : (1) penyaringan (screening), (2) pengalihtanganan (referral), (3) klasifikasi (classification), (4) perencanaan pembelajaran (instructional  planning), dan (5) pemantauan kemajuan belajar anak (monitoring pupil progress).


D.   PELAKSANAAN ASESMEN

Identifikasi merupakan langkah awal dalam rangka memperoleh informasi dalam melakukan asesmen mengenai kondisi anak. Seorang guru ketika melakukan asesmen harus memahami tentang hal-hal sebagai berikut:
·         Menyadari kegiatan-kegiatan asesmen yang sedang dilakukannya
·         Memiliki bekal yang cukup tentang bagaimana melakukan asesmen
·         Memiliki alat atau instrumen yang baik untuk melakukan penelaahan secara seksama dari data yang diperolehnya
·         Memiliki kemampaun untuk menganalisa dan menginterpretasi data yang sudah diperolehnya
Poin terakhir ini sangat penting artinya, asehingga apabila asesmen ini tujuan yang jelas maka akan memberikan manfaat yang besar bagi guru orang tua dan ahli lain yang membutuhkannya. Informasi ini tidak hanya sebatas informasi saja namun lebih dari itu memberikan dasar bagi seorang pendidik melakukan perlakuan pada anak didiknya.
Keakuratan hasil asesmen ini akan sangat tergantung pada:
·         Dasar pengetahuan dari guru ketika melakukan asesmen
·         Pemahaman mengenai prosedur/tatacara pelaksanaan dan peforma yang tepat dalam melakukan kegiatan asesmen
·         Kemampuan guru dalam melakukan analisa terhadap data-data yang telah diperoleh dengan mengurangi kecendrungan terjadinya bias dan prejudis.
·         Kemampuan seorang guru untuk menggunakan informasi yang diperolehnya terhadap pemenuhan kebutuhan khusus atau kondisi-kondisi spesifik seorang individu, apalagi individu dengan gangguan emosi dan perilaku.


E.    MODEL PELAKSANAAN ASESMEN

Beberapa model pelaksanaan asesmen yang dapat kita lakukan antara lain:
1.    Baseline asesmen
Tujuan dari pelaksanaan asesmen ini adalah untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan keterampilan-keterampilan/kecakapan-kecakapan apa yang saat dilakukan asesmen telah dimiliki oleh seorang individu. Selanjutnya juga untuk mengetahui kesulitan dan keterbatasan apa yang dihadapi oleh seorang individu, keinginan seorang individu, dan kebutuhan-kebutuhannya.
Asesmen ini dilakukan pada kontak pertama yang dilakukan oleh seorang asesor terhadap client-nya, dalam rangka memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai client tersebut. Kemungkinan lain adalah bahwa sesmen ini dilakukan karena alasan-alasan penting dari sejumlah program pembelajaran yang akan dilakukannya.
2.    Progress asesmen
Tujuan melaksanakan asesmen ini adalah untuk mengetahui tentang program layanan pendidikan yang sedang berjalan sehingga guru mendapatkan informasi yang jelas mengenai level perubahan yang terjadi. Asesmen ini merupakan kelanjutan dari baseline asesmen yang telah dilakukan.
3.    Spesifik asesmen
Tujuan dari asesmen ini adalah untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan hal-hal sepesifik yang ada pada anak. Misalnya ketika seorang anak memiliki perilaku eksentrik tertentu seoarang guru mungkin diharapkan mampu menemukan : bentuk perilakunya seperti apa?  apakah perilakunya merupakan sebuah stereotip tertentu dengan  anak yang mengalami gangguan spesifik; Pemicu muncul perilaku tersebut apa saja?; Situasi seperti apa yang dapat mengurangi atau meredakan perilaku eksentrik tersebut; berapa lama perilaku eksentrik ini terjadi apabila kita tidak melakukan perlakuan khusus pada anak tersebut.
Biasanya seorang guru diminta melakukan kegiatan asesmen ini apabila ia tidak terlibat lagi dengan siswa pada kegiatan intervensi berikutnya.
4.    Final asesmen
Kegiatan asesmen ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana  tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai, dan seberapa besar proses ini menyisakan permasalahan atau kebutuhan anak yang belum terlayani sehingga perlu dibuat keterangan yang jelas yang nantinya digunakan sebagai bahan rujukan bagi guru lain, orangtua, atau bagi ahli lainnya. Kegiatan asesmen ini biasanya dilakukan pada saat terakhir guru ini melakukan hubungan dengan siswanya.
5.    Follow up asemen
Kegiatan asesmen ini bertujuan untuk memahami hal-hal apa yang harus mendapatkan tindak lanjut dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan lebih konfirmatif tentang kondisi anak yang betul-betul membutuhkan tindak lanjut.







































MODEL : INSTRUMEN OBSERVASI
UNTUK MENDAPATKAN PROFIL PESERTA DIDIK

1.   IDENTITAS SISWA
Tanggal Periksa           :  ................................................................................
Nama                          : .................................................................................
Usia                             : .................................................................................
Kelas                          : .................................................................................
Nama Orang Tua : ……….........................................................................
Riwayat Pendidikan      : .................................................................................
Riwayat Kesehatan       : ……………...................................................................
Catatan lain yang penting  :  ............................................................................

2.   OBSERVASI
1.    Kemampuan peserta didik mengikuti tugas:
·         Apakah peserta didik dapat duduk mandiri dengan tenang atau jalan-jalan di dalam kelas ?
·         Apakah ada kontak mata ? jika ya, berapa lama (1 detik, 3 detik, 5 detik , atau lebih lama)
·         Bagaimana rentang perhatian peserta didik panjang atau pendek, sebutkan lama dan kualitasnya !
·         Bagaimana pemahaman peserta didik terhadap instruksi yang diberikan?
·         Bagaimana daya tangkap peserta didik teradap materi yang diberikan? (langsung mengerti, harus diulang-ulang, tidak mengerti dan harus diarahkan dll.)
·         Bagaimana pelaksanaan tugas peserta didik ? (mandiri dengan cepat, mandiri tapi lama, dibantu penuh, dibantu sedikit)
·         Bagaimana kepatuhan peserta didik ? (patuh, menolak tugas, ngeyel atau sama sekali tidak patuh)

2.    Kemampuan motorik kasar dan halus
·         Apakah peserta didik dapat melakukan gerakan motorik kasar seperti :berjalan, berlari, berdiri satu kaki, jongkok , senam dll.?
·         Apakah cara peserta didik memegang pensil sudah benar?
·         Bagaimana kemampuan motorik halus peserta didik seperti: menulis, mewarnai, menggambar, menggunting, melipat dsb.

3.    Kemampuan bahasa Reseptif dan Ekpresif
·         Apakah peserta didik memahami instruksi 1 tahap, 2 tahap atau 3 tahap ?
·         Apakah peserta didik memahami konsep sama/matching, identifikasi dan klasifikasi?
·         Apakah peserta didik dapat berbicara dan berkomunikasi dua arah?
·         Apakah artikulasi peserta didik jelas?
·         Apakah peserta didik dapat mengemukakan keinginannya?
·         Apakah peserta didik dapat menyampaikan pesan dengan tepat?
·         Apakah peserta didik dapat bertanya dan  menjawab pertanyaan?


4.    Kemampuan Akademik
·         Apakah peserta didik dapat mengenal warna, bentuk, huruf, angka dan benda sekitar?
·         Apakah peserta didik dapat memahami konsep warna, bentuk, huruf, angka dan benda?
·         Apakah peserta didik dapat mengenal dan mengidentifikasi anggota tubuh dan mengetahui fungsinya?
·         Apakah peserta didik dapat membaca dan memahami bacaan yang dibacanya?
·         Apakah peserta didik dapat berhitung?
·         Apakah peserta didik dapat menyelesaikan soal penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan soal bentuk cerita dsb.  
·         Apakah peserta didik dapat berceritera?
·         Apakah peserta didik dapat menceritakan gambar?
  
5.    Kemampuan emosi dan sosialisasi
·         Apakah peserta didik suka menganggu teman, kegiatan pembelajaran?
·         Bagaimana sikap/perilaku peserta didik jika keinginan tidak dikabulkan?
·         Apakah peserta didik sering marah, berteriak atau mengamuk?
·         Apakah peserta didik melakukan tindakan destruktif (memukul, menendang, mencakar, menggigit dll)
·         Apakah peserta didik mudah menyesuaikan diri dengan orang atau tempat yang baru baginya?
·         Apakah peserta didik menangis atau menolak bertemu dengan orang yang baru dikenalnya?
·         Apakah peserta didik dapat menjawab pertanyaan sosial seperti : “siapa namamu, di mana rumahmu” dll?
·         Apakah peserta didik mempunyai minat bermain dan dapat bermain dengan teman sebayanya?

6.    Kemampuan Bina Diri
·         Apakah peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti makan-minum, membuka-memakai baju/sepatu, toilet training secara mandiri? 
·         Apakah peserta didik dapat membersihkan dirinya tanpa bantuan?
·         Apakah peserta didik dapat  merapikan alat tulis, mainan atau perlengkapan lain setelah menggunakannya?







MODEL PROFIL PESERTA DIDIK

I Identitas siswa
Tanggal periksa               : 14 Juli 2008
Nama                            : FA
Usia                              : 13 tahun
Kelas                                       : 5 SD
Nama orang tua              : JL
Riwayat pendiidkan           : SD Gonilan, YPAC terapi okupasi dan ABA
Riwayat Kesehatan                     : usia 3 tahun operasi hernia
Catatan lain yang penting  : bila bertemu orang baru sering menolak, kadang
  berteriak-teriak dan menangis seperti anak kecil.
.II .Observasi

OBSERVASI
KEKUATAN
KELEMAHAN
KEBUTUHAN
LA NGKAH-LANGKAH BANTUAN
Kemampuan anak mengikuti tugas
Anak mampu mengikuti tugas yang diberikan di kelas dengan penegasan instruksi dua arah oleh guru pendamping
-          Anak menolak jika jumlah soalnya terlalu banyak
-          Anak malas menulis banyak


-          Memberikan tugas secara bertahap
-          Sesekali guru menuliskan jawaban dari anak

Kemampuan berbahasa
-   Bahasa reseptif : bahasa sederhana anak mengerti maknanya,






-  Bahasa ekspresif: anak mampu mengungkapkan bahasa ekspresif misalnya saat anak senang dan tidak senang dengan sesuatu, menginginkan sesuatu, saat marah, dll.

-   Bila diajak berkomunikasi dua arah anak mampu menanggapi dan menjawab

- Bahasa reseptif : bahasa kiasan seperti bertekuk lutut, bendera putih anak sering menanyakan maknanya

- Bahasa ekspresi yang dikeluarkan kadang terlalu berlebihan












- Anak lebih sering menjawab pertanyaan jika ditanya, tetapi anak jarang memulai untuk bertanya
- Membutuhkan lebih banyak kosa kata dan kata-kata kiasan









- Membutuhkan latihan untuk mengendalikan emosi













-  Membutuhkan banyak latihan untuk memulai bertanya




- Lebih banyak menambah kosa kata dan kata-kata kiasan










-    Mengurangi stimul yang dapat memancing emosi anak
-    Mengkondisikan lingkungan yang lebih kondisif










- Diberi banyak kesempatan untuk memulai bertanya, misalnya : melalukan wawancara sederhana dengan guru, ( menanyakan hobby, alamat, dll)
Kemampuan motorik kasar dan halus
- Motorik kasar: anak mampu melompat, melempar, berlari, berputar meskipun gerakan masih kaku

- Motorik halus : anak mampu menulis dengan pola pegang pensil three pod point, menggambar, mewarnai mandiri tanpa keluar garis

-      Anak tidak suka olah raga







- Belum mampu untuk menalikan sepatu pada tahap kedua yaitu membuat tali menjadi pita.

-     Membutuhkan lebih banyak olah raga







-     Latihan motorik halus




-     Latihan menalikan sepatu
-  Memberi reward pada saat anak mau olah raga
-  Memberi motivasi
-  Melakukan olah raga secara bertahap




-  Memberikan latihan motorik halus ( meremas kertas, bermain lempar tangkap bola  dll )

-  Memberikan kesempatan anak untuk latihan menalikan sepatu
Kemampuan akademik
- Secara umum kemampuan akademik anak sama dengan anak lainnya
- kemampuan matematikanya baru mampu perkalian sampai dengan 20

- Kemampuan matematika dalam pembagian masih terbatas

- Kemampuan anak dalam matapelajaran PKN masih sangat terbatas terutama tentang ketatanegaraan
-       membutuhkan latihan menghafal perkalian




-       membutuhkan latihan menghafal pembagian



-       membutuhkan pengulangan materi ketatanegaraan

-            Latihan menghapal perkalian dengan bantuan media visual (misalnya, kartu)



-            Latihan menghapal pembagian dengan bantuan media visual (misalnya, kartu , tabel pembagian secara bertahap)
-            pengulangan materi ketatanegaraan
Kemampuan bersosialisasi
-  Anak lebih cenderung untuk menyendiri namun bila diajak berkomunikasi dua arah anak mampu menanggapi dan menjawab, dan mau berteman dengan anak yang bisa menanggapi ceritanya.

- Memilih-milih  teman
- Latihan
  bersosialisasi
-          latihan bersosialisasi baik dengan teman, guru, maupun dengan orang-orang yang berada di sekitarnya

Kemampuan bina diri
- Untuk toilet training mampu mandiri, berpakaian mandiri, makan, minum, mandi mandiri
- Belum dapat menalikan sepatu
-  Membutuhkan latihan menalikan sepatu

-      Latihan menalikan sepatu
-      Latihan motorik halus

Prilaku
-  bila salah mau mengakui kesalahan.

-  Masih membutuhkan guru pendamping, minta maaf bila disuruh, sulit menerima perubahan atau situasi yang baru, sering menolak bila bertemu dengan orang baru, sering menolak bila disuruh menulis banyak.

-   Masih membutuhkan guru pendamping
-  Roling guru pendamping dalam waktu 6 bulan

-  Lebih banyak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
Potensi
- Pandai menyayikan lagu, banyak hapal surat-surat pendek al quran, mampu berkomunikasi dua arah,


- Lebih banyak latihan menghapal surat-surat pendek Al quran

Catatan penting lainnya:
-          konsekuensi positif berupa game komputer dengan dibatasi waktu bermain, membacakan novel atau cerita yang disukai.
-          konsekuensi negatif dilarang bermain game komputer