ASESMEN
A.
PENGANTAR
Merancang sebuah
pembelajaran yang efektif bagi anak berkebutuhan khusus merupakan sebuah
tuntutan yang harus dilakukan oleh seorang guru.
Dalam merancang pembelajaran
tersebut tentunya tidak hanya dapat dilakukan secara langsung tanpa persiapan
dan informasi yang jelas tentang kondisi dan kesiapan peserta didik. Oleh sebab itu
kita akan membutuhkan sejumlah
informasi yang lengkap dari semua anak, khususnya anak yang mengalami gangguan
fisik, mental, sosial, emosi dan perilaku tersebut dengan melakukan asesmen. Sehingga
diharapkan informasi ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam memberikan layanan
yang berorientasi pada kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Pada kenyataannya
sebagian kelainan atau gangguan yang dimiliki oleh seorang anak sangat sulit
terlihat secara jelas.
Mungkin
seorang anak sepertinya tidak memiliki masalah dan persoalan yang jelas karena
jika dilihat dari segi fisik atau penampilannya, anak tersebut biasa-biasa saja
seperti anak-anak pada umumnya, oleh sebab itu guru dan sekolah mungkin tidak
melakukan penyesuaian pembelajaran bagi anak tersebut. Namun ternyata pada
hal-hal tertentu anak-anak tersebut memiliki kesulitan yang spesifik, misalnya kesulitan
membaca, menulis, dan berhitung yang sedemikian rupa, tidak seperti anak-anak
pada umumnya. Oleh
karena itulah maka setiap guru harus mengetahui latar belakang dan kebutuhan
masing-masing peserta didik agar dapat memberikan pelayanan dan bantuannya
dengan tepat
Setiap peserta didik memiliki
kebutuhan yang berbeda baik karena faktor yang bersifat permanen seperti
hambatan penglihatan, hambatan pendengaran, hambatan fisik, ataupun yang tidak
permanen seperti masalah sosial, bencana alam, dll.
Penting bagi guru memiliki kemampuan
mengidentifikasi peserta didik atau calon peserta didik untuk mengetahui
kondisi semua peserta didik dan lebih fokus lagi mengetahui ada tidaknya Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) yang perlu mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan
kebutuhannya. Untuk mencermati lebih jauh tentang latar belakang, potensi, dan
kondisi khusus pada siswa, sekolah/guru perlu mengadakan asesmen.
B. PENGERTIAN
ASESMEN
Asesmen
adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang seorang anak yang akan
digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan anak
tersebut (Lerner). Asesmen
adalah proses pengumpulan informasi tentang perkembangan peserta didik dengan mempergunakan alat dan teknik yang
sesuai untuk membuat keputusan pendidikan berkenaan dengan penempatan dan
program pendidikan bagi peserta
didik berkebutuhan khusus (PDBK).
Melalui asesmen dapat diketahui kemampuan apa yang sudah dimiliki, apa yang
belum, dan apa yang menjadi kebutuhan peserta didik. Asesmen yang dipergunakan
dalam konteks pendidikan khusus mempunyai makna yang khusus. Pada dasarnya
asesmen dalam pendidikan khusus bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang
dimiliki siswa sebagai baseline sebelum pembelajaran dimulai. Berdasarkan hasil asesmen, dapat dirancang
program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang dituangkan
dalam program pembelajaran individual (PPI). Asesmen dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
asesmen yang bersifat formal dan informal. Asesmen yang bersifat formal
menggunakan instrumen yang telah dibakukan misalnya untuk mengetahui ketajaman
penglihatan menggunakan Snellen Chart, untuk mengetahui ketajaman
pendengaran menggunakan audiometer, dan untuk mengetahui kecerdasan
menggunakan tes inteligensi. Asesmen yang bersifat informal dilakukan untuk
melihat fungsi dari potensi yang masih ada dan hambatan belajar yang
diakibatkan oleh kelainan yang dimilikinya dengan menggunakan instrumen yang dibuat oleh guru.
Misalnya pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman analisis contoh
pekerjaan siswa.
C.
TUJUAN ASESMEN
Tujuan
utama asesmen adalah untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam merencanakan program pembelajaran bagi anak
berkebutuhan khusus (ABK). Asesmen
dilakukan untuk lima keperluan, yaitu : (1) penyaringan (screening), (2)
pengalihtanganan (referral), (3) klasifikasi (classification),
(4) perencanaan pembelajaran (instructional
planning), dan (5) pemantauan kemajuan belajar anak (monitoring
pupil progress).
D.
PELAKSANAAN ASESMEN
Identifikasi
merupakan langkah awal dalam rangka memperoleh informasi dalam melakukan
asesmen mengenai kondisi anak. Seorang guru ketika melakukan asesmen harus memahami
tentang hal-hal sebagai berikut:
·
Menyadari
kegiatan-kegiatan asesmen yang sedang dilakukannya
·
Memiliki
bekal yang cukup tentang bagaimana melakukan asesmen
·
Memiliki
alat atau instrumen yang baik untuk melakukan penelaahan secara seksama dari
data yang diperolehnya
·
Memiliki
kemampaun untuk menganalisa dan menginterpretasi data yang sudah diperolehnya
Poin terakhir ini sangat penting
artinya, asehingga apabila asesmen ini tujuan yang jelas maka akan memberikan
manfaat yang besar bagi guru orang tua dan ahli lain yang membutuhkannya.
Informasi ini tidak hanya sebatas informasi saja namun lebih dari itu
memberikan dasar bagi seorang pendidik melakukan perlakuan pada anak didiknya.
Keakuratan hasil
asesmen ini akan sangat tergantung pada:
·
Dasar pengetahuan dari guru ketika melakukan asesmen
·
Pemahaman mengenai prosedur/tatacara pelaksanaan dan
peforma yang tepat dalam melakukan kegiatan asesmen
·
Kemampuan guru dalam melakukan analisa terhadap data-data
yang telah diperoleh dengan mengurangi kecendrungan terjadinya bias dan
prejudis.
·
Kemampuan seorang guru untuk menggunakan informasi yang
diperolehnya terhadap pemenuhan kebutuhan khusus atau kondisi-kondisi spesifik
seorang individu, apalagi individu dengan gangguan emosi dan perilaku.
E.
MODEL PELAKSANAAN ASESMEN
Beberapa model pelaksanaan asesmen yang dapat kita
lakukan antara lain:
1.
Baseline asesmen
Tujuan
dari pelaksanaan asesmen ini adalah untuk memperoleh informasi yang berkaitan
dengan keterampilan-keterampilan/kecakapan-kecakapan apa yang saat dilakukan
asesmen telah dimiliki oleh seorang individu. Selanjutnya juga untuk mengetahui
kesulitan dan keterbatasan apa yang dihadapi oleh seorang individu, keinginan
seorang individu, dan kebutuhan-kebutuhannya.
Asesmen
ini dilakukan pada kontak pertama yang dilakukan oleh seorang asesor terhadap
client-nya, dalam rangka memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai client
tersebut. Kemungkinan lain adalah bahwa sesmen ini dilakukan karena
alasan-alasan penting dari sejumlah program pembelajaran yang akan
dilakukannya.
2.
Progress asesmen
Tujuan
melaksanakan asesmen ini adalah untuk mengetahui tentang program layanan
pendidikan yang sedang berjalan sehingga guru mendapatkan informasi yang jelas
mengenai level perubahan yang terjadi. Asesmen ini merupakan kelanjutan dari
baseline asesmen yang telah dilakukan.
3.
Spesifik asesmen
Tujuan
dari asesmen ini adalah untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan
hal-hal sepesifik yang ada pada anak. Misalnya ketika seorang anak memiliki
perilaku eksentrik tertentu seoarang guru mungkin diharapkan mampu menemukan :
bentuk perilakunya seperti apa? apakah
perilakunya merupakan sebuah stereotip tertentu dengan anak yang mengalami gangguan spesifik; Pemicu
muncul perilaku tersebut apa saja?; Situasi seperti apa yang dapat mengurangi
atau meredakan perilaku eksentrik tersebut; berapa lama perilaku eksentrik ini
terjadi apabila kita tidak melakukan perlakuan khusus pada anak tersebut.
Biasanya
seorang guru diminta melakukan kegiatan asesmen ini apabila ia tidak terlibat
lagi dengan siswa pada kegiatan intervensi berikutnya.
4.
Final asesmen
Kegiatan
asesmen ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai,
dan seberapa besar proses ini menyisakan permasalahan atau kebutuhan anak yang
belum terlayani sehingga perlu dibuat keterangan yang jelas yang nantinya
digunakan sebagai bahan rujukan bagi guru lain, orangtua, atau bagi ahli
lainnya. Kegiatan asesmen ini biasanya dilakukan pada saat terakhir guru ini
melakukan hubungan dengan siswanya.
5.
Follow up asemen
Kegiatan
asesmen ini bertujuan untuk memahami hal-hal apa yang harus mendapatkan tindak
lanjut dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan
untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan lebih konfirmatif tentang
kondisi anak yang betul-betul membutuhkan tindak lanjut.
MODEL : INSTRUMEN OBSERVASI
UNTUK MENDAPATKAN PROFIL PESERTA DIDIK
1. IDENTITAS SISWA
Tanggal
Periksa :
................................................................................
Nama :
.................................................................................
Usia :
.................................................................................
Kelas :
.................................................................................
Nama
Orang Tua : ……….........................................................................
Riwayat
Pendidikan :
.................................................................................
Riwayat
Kesehatan :
……………...................................................................
Catatan
lain yang penting :
............................................................................
2. OBSERVASI
1. Kemampuan peserta didik mengikuti tugas:
·
Apakah peserta didik dapat
duduk mandiri dengan tenang atau jalan-jalan di dalam kelas ?
·
Apakah ada kontak mata ? jika
ya, berapa lama (1 detik, 3 detik, 5 detik , atau lebih lama)
·
Bagaimana rentang perhatian
peserta didik panjang atau pendek, sebutkan lama dan kualitasnya !
·
Bagaimana pemahaman peserta
didik terhadap instruksi yang diberikan?
·
Bagaimana daya tangkap peserta
didik teradap materi yang diberikan? (langsung mengerti, harus diulang-ulang,
tidak mengerti dan harus diarahkan dll.)
·
Bagaimana pelaksanaan tugas peserta
didik ? (mandiri dengan cepat, mandiri tapi lama, dibantu penuh, dibantu
sedikit)
·
Bagaimana kepatuhan peserta
didik ? (patuh, menolak tugas, ngeyel
atau sama sekali tidak patuh)
2. Kemampuan motorik kasar dan halus
·
Apakah peserta didik dapat
melakukan gerakan motorik kasar seperti :berjalan, berlari, berdiri satu kaki,
jongkok , senam dll.?
·
Apakah cara peserta didik
memegang pensil sudah benar?
·
Bagaimana kemampuan motorik
halus peserta didik seperti: menulis, mewarnai, menggambar, menggunting,
melipat dsb.
3. Kemampuan bahasa Reseptif dan Ekpresif
·
Apakah peserta didik memahami
instruksi 1 tahap, 2 tahap atau 3 tahap ?
·
Apakah peserta didik memahami
konsep sama/matching, identifikasi
dan klasifikasi?
·
Apakah peserta didik dapat
berbicara dan berkomunikasi dua arah?
·
Apakah artikulasi peserta
didik jelas?
·
Apakah peserta didik dapat
mengemukakan keinginannya?
·
Apakah peserta didik dapat
menyampaikan pesan dengan tepat?
·
Apakah peserta didik dapat
bertanya dan menjawab pertanyaan?
4. Kemampuan Akademik
·
Apakah peserta didik dapat
mengenal warna, bentuk, huruf, angka dan benda sekitar?
·
Apakah peserta didik dapat
memahami konsep warna, bentuk, huruf, angka dan benda?
·
Apakah peserta didik dapat
mengenal dan mengidentifikasi anggota tubuh dan mengetahui fungsinya?
·
Apakah peserta didik dapat
membaca dan memahami bacaan yang dibacanya?
·
Apakah peserta didik dapat
berhitung?
·
Apakah peserta didik dapat
menyelesaikan soal penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan soal
bentuk cerita dsb.
·
Apakah peserta didik dapat
berceritera?
·
Apakah peserta didik dapat
menceritakan gambar?
5. Kemampuan emosi dan sosialisasi
·
Apakah peserta didik suka
menganggu teman, kegiatan pembelajaran?
·
Bagaimana sikap/perilaku
peserta didik jika keinginan tidak dikabulkan?
·
Apakah peserta didik sering
marah, berteriak atau mengamuk?
·
Apakah peserta didik melakukan
tindakan destruktif (memukul, menendang, mencakar, menggigit dll)
·
Apakah peserta didik mudah
menyesuaikan diri dengan orang atau tempat yang baru baginya?
·
Apakah peserta didik menangis
atau menolak bertemu dengan orang yang baru dikenalnya?
·
Apakah peserta didik dapat
menjawab pertanyaan sosial seperti : “siapa namamu, di mana rumahmu” dll?
·
Apakah peserta didik mempunyai
minat bermain dan dapat bermain dengan teman sebayanya?
6. Kemampuan Bina Diri
·
Apakah peserta didik dapat
melakukan kegiatan seperti makan-minum, membuka-memakai baju/sepatu, toilet training secara mandiri?
·
Apakah peserta didik dapat
membersihkan dirinya tanpa bantuan?
·
Apakah peserta didik
dapat merapikan alat tulis, mainan atau
perlengkapan lain setelah menggunakannya?
MODEL PROFIL
PESERTA DIDIK
I Identitas siswa
Tanggal periksa : 14 Juli 2008
Nama : FA
Usia : 13 tahun
Kelas : 5 SD
Nama orang tua : JL
Riwayat
pendiidkan : SD Gonilan, YPAC terapi okupasi dan ABA
Riwayat
Kesehatan : usia 3
tahun operasi hernia
Catatan lain
yang penting : bila bertemu orang baru
sering menolak, kadang
berteriak-teriak dan menangis
seperti anak kecil.
.II .Observasi
OBSERVASI
|
KEKUATAN
|
KELEMAHAN
|
KEBUTUHAN
|
LA NGKAH-LANGKAH BANTUAN
|
Kemampuan anak mengikuti tugas
|
Anak mampu mengikuti tugas yang
diberikan di kelas dengan penegasan instruksi dua arah oleh guru pendamping
|
-
Anak menolak jika jumlah soalnya terlalu banyak
-
Anak malas menulis banyak
|
-
Memberikan tugas secara bertahap
-
Sesekali guru menuliskan jawaban dari anak
|
|
Kemampuan berbahasa
|
- Bahasa
reseptif : bahasa sederhana anak mengerti maknanya,
- Bahasa
ekspresif: anak mampu mengungkapkan bahasa ekspresif misalnya saat anak
senang dan tidak senang dengan sesuatu, menginginkan sesuatu, saat marah,
dll.
- Bila
diajak berkomunikasi dua arah anak mampu menanggapi dan menjawab
|
- Bahasa reseptif : bahasa kiasan seperti
bertekuk lutut, bendera putih anak sering menanyakan maknanya
- Bahasa ekspresi yang dikeluarkan kadang terlalu berlebihan
- Anak lebih sering menjawab pertanyaan jika
ditanya, tetapi anak jarang memulai untuk bertanya
|
- Membutuhkan lebih banyak kosa kata dan
kata-kata kiasan
- Membutuhkan latihan untuk mengendalikan
emosi
- Membutuhkan
banyak latihan untuk memulai bertanya
|
- Lebih banyak menambah kosa kata dan kata-kata
kiasan
- Mengurangi stimul yang dapat memancing emosi anak
- Mengkondisikan lingkungan yang lebih kondisif
- Diberi banyak kesempatan untuk memulai bertanya, misalnya : melalukan
wawancara sederhana dengan guru, ( menanyakan hobby, alamat, dll)
|
Kemampuan motorik kasar dan
halus
|
- Motorik kasar: anak mampu melompat, melempar,
berlari, berputar meskipun gerakan masih kaku
- Motorik halus : anak mampu menulis dengan pola
pegang pensil three pod point, menggambar, mewarnai mandiri tanpa keluar
garis
|
-
Anak tidak suka olah raga
- Belum mampu untuk menalikan sepatu pada tahap
kedua yaitu membuat tali menjadi pita.
|
-
Membutuhkan lebih banyak olah raga
-
Latihan motorik halus
-
Latihan menalikan sepatu
|
-
Memberi reward pada saat anak mau olah raga
-
Memberi motivasi
-
Melakukan olah raga secara bertahap
-
Memberikan latihan motorik halus ( meremas kertas, bermain lempar tangkap
bola dll )
-
Memberikan kesempatan anak untuk latihan menalikan sepatu
|
Kemampuan akademik
|
- Secara umum kemampuan
akademik anak sama dengan anak lainnya
|
- kemampuan matematikanya baru mampu perkalian
sampai dengan 20
- Kemampuan matematika dalam pembagian masih
terbatas
- Kemampuan anak dalam matapelajaran PKN masih
sangat terbatas terutama tentang ketatanegaraan
|
-
membutuhkan latihan menghafal perkalian
-
membutuhkan latihan menghafal pembagian
-
membutuhkan pengulangan materi ketatanegaraan
|
-
Latihan menghapal perkalian dengan bantuan media visual (misalnya, kartu)
-
Latihan menghapal pembagian dengan bantuan media visual (misalnya, kartu
, tabel pembagian secara bertahap)
-
pengulangan materi ketatanegaraan
|
Kemampuan bersosialisasi
|
- Anak
lebih cenderung untuk menyendiri namun bila diajak berkomunikasi dua arah
anak mampu menanggapi dan menjawab, dan mau berteman dengan anak yang bisa
menanggapi ceritanya.
|
- Memilih-milih teman
|
- Latihan
bersosialisasi
|
-
latihan bersosialisasi baik dengan teman, guru, maupun dengan orang-orang
yang berada di sekitarnya
|
Kemampuan bina diri
|
- Untuk toilet training mampu
mandiri, berpakaian mandiri, makan, minum, mandi mandiri
|
- Belum dapat menalikan sepatu
|
- Membutuhkan
latihan menalikan sepatu
|
-
Latihan menalikan sepatu
-
Latihan motorik halus
|
Prilaku
|
- bila
salah mau mengakui kesalahan.
|
- Masih membutuhkan guru pendamping, minta
maaf bila disuruh, sulit menerima perubahan atau situasi yang baru, sering
menolak bila bertemu dengan orang baru, sering menolak bila disuruh menulis
banyak.
|
- Masih
membutuhkan guru pendamping
|
- Roling
guru pendamping dalam waktu 6 bulan
- Lebih
banyak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
|
Potensi
|
- Pandai menyayikan lagu, banyak hapal
surat-surat pendek al quran, mampu berkomunikasi dua arah,
|
- Lebih banyak latihan menghapal surat-surat
pendek Al quran
|
Catatan penting lainnya:
-
konsekuensi positif
berupa game komputer dengan dibatasi waktu bermain, membacakan novel atau
cerita yang disukai.
-
konsekuensi negatif
dilarang bermain game komputer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar